DEMAM
Definisi:
International Union of Physiological Sciences
Commission for Thermal Physiology mendefinisikan demam sebagai suatu keadaan peningkatan suhu inti, yang
sering (tetapi tidak seharusnya) merupakan bagian dari respons pertahanan
organisme multiselular (host)
terhadap invasi mikroorganisme atau benda mati yang patogenik atau dianggap
asing oleh host.
Suhu normal pada tempat yang berbeda
Tempat pengukuran
|
Jenis termometer
|
Rentang; rerata suhu normal (oC)
|
Demam
(oC)
|
Aksila
|
Air
raksa, elektronik
|
34,7 –
37,3; 36,4
|
37,4
|
Sublingual
|
Air
raksa, elektronik
|
35,5 –
37,5; 36,6
|
37,6
|
Rektal
|
Air
raksa, elektronik
|
36,6 –
37,9; 37
|
38
|
Telinga
|
Emisi
infra merah
|
35,7 –
37,5; 36,6
|
37,6
|
BEBERAPA
TIPE ATAU JENIS DEMAM
1. Demam kontinyu
Demam kontinyu atau sustained fever ditandai oleh
peningkatan suhu tubuh terus menerus dan menetap dengan fluktuasi maksimal 0,4
derajat Celcius selama periode 24 jam.
2. Demam septik
Demam septik atau hektik terjadi saat demam remiten
atau intermiten menunjukkan perbedaan antara puncak dan titik terendah suhu
yang sangat besar. Malam hari suhu naik sekali, pagi hari turun hingga di atas
normal, sering disertai menggigil dan berkeringat.
3. Demam remitten
Demam remiten ditandai oleh penurunan suhu tiap hari
tetapi tidak mencapai normal. Suhu badan dapat turun setiap hari tapi tidak
pernah mencapai normal. Perbedaan suhu mungkin mencapai 2 derajat namun
perbedaannya tidak sebesar demam septik.
4. Demam intermiten
Pada demam intermiten suhu kembali normal setiap hari,
umumnya pada pagi hari, dan puncaknya pada siang hari. Suhu badan turun menjadi
normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam terjadi dua hari sekali
disebut tertiana dan apabila terjadi 2 hari bebas demam diantara 2 serangan
demam disebut kuartana.
5. Demam quotidian
Demam quotidian disebabkan oleh P. Vivax, ditandai
dengan paroksisme demam yang terjadi setiap hari. Demam quotidian ganda
memiliki dua puncak dalam 12 jam (siklus 12 jam).
6. Demam rekuren
Demam rekuren adalah demam yang timbul kembali dengan
interval irregular pada satu penyakit yang melibatkan organ yang sama
(contohnya traktus urinarius) atau sistem organ multipel.
7. Relapsing fever dan demam periodik
Demam periodik ditandai oleh episode demam berulang
dengan interval regular atau irregular. Tiap episode diikuti satu sampai
beberapa hari, beberapa minggu atau beberapa bulan suhu normal. Contoh yang
dapat dilihat adalah malaria (istilah tertiana digunakan bila demam terjadi
setiap hari ke-3, kuartana bila demam terjadi setiap hari ke-4).
Relapsing fever adalah istilah yang biasa dipakai
untuk demam rekuren yang disebabkan oleh sejumlah spesies Borrelia dan
ditularkan oleh kutu (louse-borne RF) atau tick (tick-borne RF).
Pola-pola demam dan penyakit yang menyertainya:
Pola Demam
|
Penyakit
|
Kontinyu
|
Demam tifoid, malaria falciparum
malignan
|
Remitten
|
Sebagian besar penyakit virus dan
bakteri
|
Intermitten
|
Malaria, limfoma, endokarditis
|
Septik atau Hektik
|
Penyakit kawasaki, infeksi pyogenik
|
Quotidian
|
Malaria karena P. Vivax
|
Double quotidian
|
Kala azar, arthritis gonococcal,
juvenile rheumathoid arthritis, beberapa drug fever (contoh karbamazepin):
|
Relapsing atau periodik
|
Malaria tertiana atau kuartana,
brucellosis
|
Demam rekuren
|
Familial mediterranean fever
|
Tipe- tipe demam,
antara lain :
1. Demam Septik:
Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam Remiten:
Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.
3. Demam Intermiten:
Pada tipe damam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam Kontinyu:
Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam Siklik:
Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dapat dihubungkan dengan suatu penyakit tertentu, seperti misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas, misalnya : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing atau malaria; tetapi kadan-kadang sama sakit, biasanya digolongkan sebagai influenza atau common cold. Dalam peraktek 90 % dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influenza atau penyakit virus sejenis lainnya. Namum hal ini tidak berarti bahwa kita tidak harus tetap waspada terhadap suatu infeksi bakterial.
Kausa demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, karena keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat. Juga gangguan pada pusat regulasi suhu sentral dapat menyebabkan peninggian temperatur seperti pada heat stroke, perdarahan otak, koma atau gangguan sentral lainnya. Pada perdarahan internal pada saat terjadinya reabsorpsi darah dapat pula menyebabkan peningkatan temperatur. Kemungkinan beberapa hal secara khusus perlu diperhatikan pada demam, adalah cara timbul demam, lama demam, sifat harian demam, tinggi demam dan keluhan serta gejala lain yang menyertai demam. Demam yang tiba-tiba tinggi lebih sering disebabkan oleh penyakit virus.
1. Demam Septik:
Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam Remiten:
Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.
3. Demam Intermiten:
Pada tipe damam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam Kontinyu:
Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam Siklik:
Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dapat dihubungkan dengan suatu penyakit tertentu, seperti misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas, misalnya : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing atau malaria; tetapi kadan-kadang sama sakit, biasanya digolongkan sebagai influenza atau common cold. Dalam peraktek 90 % dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influenza atau penyakit virus sejenis lainnya. Namum hal ini tidak berarti bahwa kita tidak harus tetap waspada terhadap suatu infeksi bakterial.
Kausa demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, karena keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat. Juga gangguan pada pusat regulasi suhu sentral dapat menyebabkan peninggian temperatur seperti pada heat stroke, perdarahan otak, koma atau gangguan sentral lainnya. Pada perdarahan internal pada saat terjadinya reabsorpsi darah dapat pula menyebabkan peningkatan temperatur. Kemungkinan beberapa hal secara khusus perlu diperhatikan pada demam, adalah cara timbul demam, lama demam, sifat harian demam, tinggi demam dan keluhan serta gejala lain yang menyertai demam. Demam yang tiba-tiba tinggi lebih sering disebabkan oleh penyakit virus.
Ada materi tambahan nih tentang termoregulasi.....
SUHU TUBUH
Suhu tubuh manusia adalah konstan yaitu 36,890 C dan naik turunnya berkisar antara 36,110 C sampai 37,220 C. Perbedaan hariannya kira-kira satu derajat, tingkat terendah dicapai pada pagi hari dan titik tertinggi antara pukul 5 dan 7 petang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh :
·
Kecepatan metabolism basal
·
Rangsangan
saraf simpatis
·
Hormon
pertumbuhan
·
Hormon
tiroid
·
Hormon
kelamin
·
Demam
( peradangan )
·
Status
gizi
·
Aktivitas
·
Gangguan
organ
·
Lingkungan
·
Irama
diurnal
·
Jenis
kelamin
·
Usia
individu
Manusia dan binatang menyusui
mempunyai kemampuan untuk memelihara suhu tubuh relative konstan dan berlawanan
dengan suhu lingkungan. Kepentingan dipertahankan suhu tubuh pada manusia
adalah berhubungan dengan reaksi kimia didalam tubuh kita. Misalnya kenaikan
suhu 100 Celcius bisa mempercepat proses biologis 2 - 3 kalinya.
Suhu normal ini dipertahankan dengan
imbangan yang tepat antara panas yang dihasilkan dan panas yang hilang dan hal
ini dikendalikan oleh pusat pengaturan panas di dalam hipothalamus. Hipothalamus
ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak.
Suhu dari tubuh bagian dalam yaitu “inti” dari tubuh dipertahankan sangat konstan, sekitar ±1ºF (±0,6ºC) dari hari ke hari, kecuali bila seseorang mengalami demam. Bahkan pada organ yang telanjang dapat terpajan dengan suhu yang rendah 55ºF atau suhu yang tinggi sampai 130ºF dalam udara kering, dan tetap dapat mempertahankan suhu inti yang hampir mendekati konstan.
Suhu dari tubuh bagian dalam yaitu “inti” dari tubuh dipertahankan sangat konstan, sekitar ±1ºF (±0,6ºC) dari hari ke hari, kecuali bila seseorang mengalami demam. Bahkan pada organ yang telanjang dapat terpajan dengan suhu yang rendah 55ºF atau suhu yang tinggi sampai 130ºF dalam udara kering, dan tetap dapat mempertahankan suhu inti yang hampir mendekati konstan.
Suhu kulit berbeda dengan suhu inti,
dapat naik turun sesuai dengan suhu lingkungan. Suhu kulit merupakan suhu yang
penting apabila kita merujuk pada kemampuan kulit untuk melepaskan panas ke
lingkungan.
Bagan refleks pengaturan suhu tubuh :
A.
Organ Pengatur Suhu Tubuh
1.
Pusat
termoregulator hipotalamus
Pusat pengatur panas dalam tubuh
adalah Hipothalamus, Hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang berada
dibawah otak.
Terdapat dua hipothalamus, yaitu :
- Hipothalamus anterior yang berfungsi
mengatur pembuangan panas
- Hipothalamus posterior yang berfungsi
mengatur upaya penyimpanan panas
Saraf-saraf yang terdapat pada
bagian preoptik hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior memperoleh dua
sinyal, yaitu :
1. berasal dari saraf perifer yang
menghantarkan sinyal dari reseptor panas/dingin
2. berasal dari suhu darah yang
memperdarahi bagian hipothalamus itu sendiri.
Thermostat hipotalamus memiliki
semacam titik kontrol yang disesuaikan untuk mempertahankan suhu tubuh. Jika
suhu tubuh turun sampai dibawah atau naik sampai di titik ini, maka pusat akan
memulai impuls untuk menahan panas atau meningkatkan pengeluaran panas.
a. Termoreseptor perifer
Termoreseptor
yang terletak dalam kulit ,mendeteksi perubahan suhu kulit dan membran mukosa
tertentu serta mentransmisi informasi tersebut ke hipotalamus
b. Termoreseptor sentral
Termoreseptor
ini terletak diantara hipotalamus anterior, medulla spinalis, organ abdomen dan
struktur internal lainnya juga mendeteksi perubahan suhu darah.
B.
Penjalaran Sinyal Suhu Pada Sistem Saraf
Sinyal suhu yang dibawa oleh reseptor pada kulit akan
diteruskan ke dalam otak melalui jaras spinotalamikus (mekanismenya hampir sama
dengan sensasi nyeri). Ketika sinyal suhu sampai di tingkat medulla spinalis ,
sinyal akan menjalar dalam traktus Lissauer beberapa segmen di atas atau di
bawah, dan selanjutnya akan berakhir terutama pada lamina I, II dan III radiks
dorsalis.
Setelah
mengalami percabangan melalui satu atau lebih neuron dalam medulla spinalis,
sinyal suhu selanjutnya akan dijalarkan ke serabut termal asenden yang
menyilang ke traktus sensorik anterolateral sisi berlawanan, dan akan berakhir
di tingkat reticular batang otak dan komplek ventrobasal thalamus. Beberapa
sinyal suhu pada kompleks ventrobasal akan diteruskan ke korteks somatosensorik
C.
Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
1.
Kecepatan
metabolisme basal
Kecepatan metabolisme basal tiap
individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas yang diproduksi
tubuh menjadi berbeda pula.
2.
Rangsangan
saraf simpatis
Rangsangan saraf simpatis dapat
menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu,
rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat (Brown fat) yang
tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hampir seluruh metabolisme lemak
coklat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini
dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan
norepineprin yang meningkatkan metabolisme.
3.
Hormon
pertumbuhan
Hormon pertumbuhan ( growth hormone
) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%.
Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.
4.
Hormon
tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan
aktivitas hampir semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin
dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.
5.
Hormon
kelamin
Hormon kelamin pria dapat
meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15% kecepatan normal,
menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih
bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormon progesteron pada masa
ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal.
6.
Demam
( peradangan )
Proses peradangan dan demam dapat
menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu
10°C.
7.
Status
gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat
menurunkan kecepatan metabolisme 20 – 30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel
tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan
demikian, orang yang mengalami malnutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh
(hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak
mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik,
dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan
jaringan yang lain.
8.
Aktivitas
Aktivitas selain merangsang
peningkatan laju metabolisme juga mengakibatkan gesekan antar komponen otot /
organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan
suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.
9.
Gangguan
organ
Kerusakan organ seperti trauma atau
keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh
mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saat terjadi
infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah
kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu
tubuh terganggu.
10.
Lingkungan
Suhu tubuh
dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang
atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya,
lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara
manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit. Proses kehilangan
panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui pembuluh darah
dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis
arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus
arteriovenosa yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan
menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien.
Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk keseimbangan
suhu tubuh.
1.
Irama
diurnal
Suhu tubuh bervariasi pada siang dan
malam hari. Suhu terendah manusia yang tidur pada malam hari dan bangun
sepanjang siang terjadi pada awal pagi dan tertinggi pada awal malam
2.
Jenis
kelamin
Sesuai
dengan kegiatan metabolisme, suhu tubuh pria lebih tinggi daripada wanita. Suhu
tubuh wanita dipengaruhi daur haid. Pada saat ovulasi, suhu tubuh wanita pada
pagi hari saat bangun meningkat C.°0,3-0,5
3.
Usia
individu
Usia sangat mempengaruhi metabolisme
tubuh akibat mekanisme hormonal sehingga memberi efek tidak langsung terhadap
suhu tubuh. Pada neonatus dan bayi, terdapat mekanisme pembentukan panas
melalui pemecahan (metabolisme) lemak coklat sehingga terjadi proses
termogenesis tanpa menggigil (non-shivering thermogenesis). Secara umum, proses
ini mampu meningkatkan metabolisme hingga lebih dari 100%. Pembentukan panas
melalui mekanisme ini dapat terjadi karena pada neonatus banyak terdapat lemak
coklat. Mekanisme ini sangat penting untuk mencegah hipotermi pada bayi
A.
Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit
Sebagian besar pembentukan panas
dalam tubuh dihasilkan oleh organ dalam terutama di hati, otak, jantung, dan otot
rangka selama berolahraga. Kemudian panas ini dihantarkan dari organ dan
jaringan yang lebih dalam ke kulit, yang kemudian dibuang ke udara dan
lingkungan sekitarnya, oleh karena itu, laju kehilangan panas hampir seluruhnya
ditentukan oleh 2 faktor,yaitu :
1. Seberapa cepat panas yang dapat
dikonduksi dari tempat asal panas dihasilkan, yakni dari dalam inti tubuh ke
kulit
2. Seberapa cepat panas kemudian dapat
dihantarkan dari kulit ke lingkungan
Terdapat 4 mekanisme kehilangan panas, yaitu :
Apabila eritrosit naik, maka suhu tubuh pun akan
ikut naik. Begitupula sebaliknya. Suhu tubuh yang naik, menyebabkan pembuluh
darah mengembang sehingga berdekatan dengan kulit dan wajah pun jadi memerah.
Sedangkan, jika suhu tubuh turun maka pembuluh darah mengecil sehingga
berjauhan dengan kulit dan wajah pun menjadi pucat
1. Radiasi
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk
gelombang panas inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh
memiliki panjang gelombang 5 – 20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan
gelombang panas ke segala penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme kehilangan
panas paling besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh mekanisme kehilangan
panas.
Panas adalah energi kinetic pada gerakan molekul. Sebagian besar energi pada gerakan ini dapat di pindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran panas, yang terjadi hanya proses pergerakan udara sehingga udara baru yang suhunya lebih dingin dari suhu tubuh.
Panas adalah energi kinetic pada gerakan molekul. Sebagian besar energi pada gerakan ini dapat di pindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran panas, yang terjadi hanya proses pergerakan udara sehingga udara baru yang suhunya lebih dingin dari suhu tubuh.
2. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung
kulit dengan benda-benda yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan
panas dengan mekanisme konduksi sangat kecil. Sentuhan dengan benda umumnya
memberi dampak kehilangan suhu yang kecil karena dua mekanisme, yaitu
kecenderungan tubuh untuk terpapar langsung dengan benda relative jauh lebih
kecil dari pada paparan dengan udara, dan sifat isolator benda menyebabkan
proses perpindahan panas tidak dapat terjadi secara efektif terus menerus.
3. Evaporasi
Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi
perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan
menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi
individu tidak berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450 – 600
ml/hari. Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12
– 16 kalori per jam. Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi
terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus melalui kulit dan system
pernafasan. Selama suhu kulit lebih tinggi dari pada suhu lingkungan, panas
hilang melalui radiasi dan konduksi. Namun ketika suuhu lingkungan lebih tinggi
dari suhu tubuh, tubuh memperoleh suhu dari lingkungan melalui radiasi dan
konduksi. Pada keadaan ini, satu-satunya cara tubuh melepaskan panas adalah
melalui evaporasi. Memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap suhu tubuh,
sebenarnya suhu tubuh actual ( yang dapat diukur ) merupakan suhu yang
dihasilkan dari keseimbangan antara produksi panas oleh tubuh dan proses
kehilangan panas tubuh dari lingkungan.
4. Konveksi
perpindahan panas melalui aliran udara/ air. Menurut Tamsuri
Anas (2007), suhu tubuh dibagi menjadi :
·
Hipotermi,
bila suhu tubuh kurang dari 36°C
·
Normal,
bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5°C
·
Febris
/ pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 - 40°C
·
Hipertermi,
bila suhu tubuh lebih dari 40°C
B.
Hubungan suhu tubuh dengan cairan tubuh
Sebagian besar tubuh manusia terdiri
dari cairan, dan cairan inilah yang berperan dalam mengatur suhu tubuh manusia.
Seperti yang terlihat saat berkeringat, yaitu tubuh melepaskan keringat saat
panas untuk mengurangi panas berlebih dalam tubuh sehingga mengurangi suhu
tubuh yang tinggi tersebut. Semua pengaturan suhu tubuh seperti ini dilakukan
dan bergantung pada asupan air yang ada pada tubuh kita.
C. Hubungan
suhu tubuh dengan eritrosit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar